Saturday, July 29, 2017

FILOSOFI KENAPA CINCIN PERNIKAHAN DIPASANG DI JARI MANIS

Pernikahan adalah hal yang diwajibkan bagi umat muslim, bukan hanya itu moment ini juga sangat dinantikan oleh sebagian besar orang di dunia. Tak lepas dari upacara sakral, pemasangan cincin sebagai bukti pengikatan janji seringkali tak terlewatkan. Meski bukan keharusan, pemasangan cincin telah menjadi moment dalam sebuah pernikahan. Tapi apakah kita tahu, mengapa pemasangan cincin tersebut lumrah di jari manis tangan kita? kenapa bukan di jari ibu, jari telunjuk atau lainnya?? Ini filosofinya...
Coba ikuti kegiatan berikut:
1. Pertemukan semua jari kedua tangan anda, kecuali jari tengah dilipat menghadap diri kita sendiri, hal ini menandakan bahwa jari tengah adalah diri kita sendiri.
2. Coba gerakkan dengan arah berlawanan ibu jari yang bertemu, bisa dengan mudah kan? Hal ini menjelaskan bahwa ibu jari adalah lambang orang tua kita yang tidak selamanya bersama.
3. Gerakkan jari telunjuk dengan cara yang sama dengan point 2, bisa juga kan? Ini menunjukkan bahwa jari telunjuk adalah saudara kandung kita yang juga tidak bisa selamanya bersama karna masing2 akan mengejar cita2 dan kebahagiaannya masing2.
4. Sekarang coba gerakkan jari kelingking, bisa dengan mudah kan? Hal ini menggambarkan bahwa jari kelingking adalah anak kita yang juga nantinya akan berpisah.
5. Coba gerakkan jari manis dengan cara yang sama dengan sebelumnya, bisa? Susah untuk menggerakkan dengan arah berlawanan kan? Hal ini dapat menjelaskan bahwa pasangan hidup (Suami/Istri) kita adalah teman hidup dala suka, duka sehidup semati (semestinya).

Dari kegiatan tersebut, filosofi kenapa cincin pernikahan dipasang di jari manis adalah karena seharusnya sebuah pernikahan itu dapat dipertahankan untuk waktu yang sangat lama bahkan hingga maut memisahkan. Tapi seringkali upacara sakral pemasangan cincin hanya menjadi ajang pamer kemaslahatan duniawi saja, sementara filosofi bahkan aturan Agama yang seharusnya seringkali terabaikan. Pernikahan bukanlah sebuah permainan melainkan hadits dalam Agama Islam, dengan begitu bukan berarti juga kita harus bertahan jika ikatan tersebut hanya menghasilkan kesedihan bahkan berujung pada menyiksa diri sendiri. Karena itulah, pernikahan harusnya direncanakan baik2, kenali, terima yang baik, dan perbaiki yang kurang insya Allah karena Allah pernikahan menjadi hal yang sakinah, mawaddah, warahmah...

Friday, July 28, 2017

Masalah Rumah Tangga

Suatu ketika, seorang perempuan datang mengadu ke Konselor...
Perempuan : "Saya mau berpisah dengan suamiku, saya tidak tahan lagi.. !! (sambil menangis)
Konselor : "Sabar,, kalau boleh saya tahu kenapa sampai mengambil keputusan sejauh itu?"
Perempuan : "Dia tidak sayang saya lagi, dia sudah tidak memperhatikan saya lagi seperti dulu. Sepertinya dia sudah punya perempuan lain".
Konselor : "Ya sudah, pikirkan baik2 ya.."
Perempuan : "Saya sudah bertekad untuk berpisah dengan suami saya, saya benci dia, saya tidak mencintai dia lagi!!"
Konselor : "Okelah kalo itu keputusannya, kalau bisa kasih saran, kamu hiaslah diri. Perbaiki rambut, ikut perawatan kulit dan berpenampilanlah menarik. Berpikirlah selama satu bulan, jika memang harus berpisah. Selama sebulan itu tunjukkan ke suami, bahwa anda cantik dan berharga lebih dari siapapun dalam rumah tangga kalian".
Perempuan : "Hmp, baik.. Saya akan tunjukkan bahwa saya juga bisa menjadi cantik dan menarik seperti dulu. Saya akan buat dia menyesal telah menyepelehkan saya. Setelah itu, saya akan tinggalkan dia."
Konselor : "Bagus, kamu harus kuat ya. Jangan lupa kalau ada perubahan nanti hubungi dan khabari saya. Semoga berhasil.. "
Si perempuanpun pergi berlalu, dengan semangat memperbaiki dirinya dan membalas sakit hatinya....
... Seminggu kemudian.
Si Perempuan datang ke konselor, dengan penampilan dan perubahan yang baik.
Perempuan : "Saya berhasil,, "
Konselor : " Oh iya? Alhamdulillah..."
Perempuan : "Suami saya sekarang lebih memperhatikan saya, setiap pagi dia mengecup kening saya sebelum pergi kerja.."
Konselor : "Alhamdulillah, terus apa rencana selanjutnya?"
Perempuan : "Saya belum puas, saya masih ingin mempercantik dan memperbaiki diri hingga suami saya benar2 klepek dan mencintai saya seperti dulu lagi".
Konselor : "Terus?"
Perempuan : "Setelah dia benar2 kembali mencintai saya lagi, saya akan meninggalkan dia. Karna saya sudah membenci dia, dia pernah tidak memperhatikan saya lagi!! Dia akan menyesal!!"
Konselor : "Sabar, semoga rencananya berjalan lancar".
Si perempuan pun berlalu pergi...
Dua minggu kemudian....
Si perempuan tidak mengunjungi Konselor, dan Konselorpun mencoba menghubungi lewat telepon. Tapi sayangnya tidak diangkat, hingga tiga minggu kemudian....
Si perempuan menghubungi Konselor lewat telepon..
Perempuan : " Halo mbak, maaf baru memberi khabar.."
Konselor : "Oh iya, tidak apa2 yang penting sehat. oh iya, bagaimana rencananya? Berjalan lancar kan? Apa suaminya sudah bertekuk lutut? dan sudah kembali mencintai mba?"
Perempuan : "Iya mba, Alhamdulillah.. Dia sudah sangat mencintai dan memberikan perhatian sepenuhnya kepada saya, dia sudah jarang keluar rumah dan melihat perempuan lain selain saya."
Konselor : "Alhamdulillah,, Ya sudah, artinya sekarang rencana untuk meninggalkan suaminya sudah matang.."
Perempuan : "Tidak mbak, rencana saya berubah. Belakangan saya menyadari bahwa tidak ada yang terbaik selain suami saya, dia juga sangat menyayangi saya. Saya yang seringkali egois, memaksakan perasaan dan kecurigaan yang amat besar. Tapi karna itu saya menyadari bahwa saya tidak bisa kehilangan dia, dan diapun tidak akan mampu meninggalkan saya..."
Konselor : " Alhamdulillah.."

... Dan inilah yang sebenarnya diinginkan Konselor untuk tetap menyatukan rumah tangga dalam kemelut keegoisan yang kadang berujung hal yang semestinya tidak terjadi...